Lantai Keramik, Cantik Tak Berarti Mahal

        Bahan penutup lantai memiliki keragaman jenis, corak, dan bahan pembentuknya. Mulai dari batu alam seperti granit, dan marmer, hingga penutup lantai yang dibuat pabrikan seperti keramik dan vinyl. Untuk yang menyukai unsur kayu, Anda bisa memilih bahan parket.
        Tapi bahan keramik tampaknya masih menjadi primadona. Keramik, siapa yang tak kenal bahan penutup lantai ini. Masyarakat di pedesaan pun sekarang telah beralih ke penutup lantai jenis ini dan meninggalkan penutup lantai yang hanya terbuat dari semen.        
        Meluasnya pemakaian keramik di lapisan masyarakat karena keramik memiliki keragaman warna, corak, dan bentuk, yang terpenting lagi adalah keragaman harga. Tentu keramik yang murah, kualitasnya akan lebih rendah. Tapi bukan berarti keramik jenis ini pun tidak tahan lama. Beberapa konsumen di daerah membuktikan bahwa perbedaan harga hanya tercermin dalam corak dan warna, sedangkan ketahanan tak jauh berbeda.
        Menurut desain interior, Husni Saleh, penggolongan produk dapat dibedakan dalam tiga penggolongan yakni polos, embossed (permukaan tidak rata), dan dekoratif. Perbedaan polos dan embossed lebih ditekankan pada posisi di mana keramik ditempatkan. Keramik embossed yang kasar dan tidak licin permukaanya, serta tahan terhadap gesekan sangat cocok untuk eksterior seperti di teras, atau di ruang terbuka seperti kolam renang dan taman.
        Ubin keramik di pasar juga digolongkan menurut harga. Inilah yang menuntut pembeli harus jeli memilih karena perbedaannya ada pada warna, corak, dan tekstur keramik tersebut. Perbedaan juga adalah dalam daya tahan terhadap goresan, dan kepadatan produk yang dihasilkan.
        Menurut Husni, memilih warna, motif dan pemasangan keramik harus memperhatikan pemilihan warna keramik. Anda harus menyesuaikan dengan warna dinding di rumah, mengingat dinding dan furnitur adalah dua elemen yang harus dipertimbangkan dalam memilih warna penutup lantai atau ubin.
        Husni menyarankan, bila tidak ingin bermain terlalu banyak warna di dalam ruang, maka pilih warna netral untuk lantai yakni abu-abu, krem, atau putih. Motif sedikit polos akan lebih aman jika sewaktu-waktu ingin mengubah furnitur yang telah anda punya sekarang ini.
        Pencahayaan dalam ruang juga mempengaruhi pemilihan lantai. Lantai yang putih dan bertekstur lembut akan sesuai dengan ruang dengan cahaya yang terang, sehingga menimbulkan kesan bersih dan lapang. Sementara yang keramik bertekstur lebih cocok dipadankan dengan pencahayaan ruang yang lebih redup sehingga berkesan hangat.
        Ukuran ruang juga mempengaruhi pemilihan keramik. Jika luas ruang yang akan Anda tutup keramik tidak begitu luas, maka disarankan memakai keramik dengan ukuran sekitar 40 cm x 40 cm atau 60 cm x 60 cm. Pemasangannya pun harus memperhatikan nat (semen antarkeramik). Nat yang jarang akan menambah kesan luas pada ruang.
        Variasi nat pun bisa dimainkan untuk menambah luas ruang, yakni perbedaan tebal tipis nat dapat membingkai pandangan dan kesan seseorang terhadap ruang. Ruang yang memanjang dan sempit akan terkesan lebih pendek dan lebar jika nat-nat horizontalnya lebih dipertebal dibandingkan dengan nat vertikalnya. Demikian pula sebaliknya.
        Pemasangan ubin dengan pola diagonal pun bisa menimbulkan kesan luas dikarenakan garis nat tidak mengarah pada satu titik.
        Risikonya dari pola pemasangan ini adalah lebih banyak material ubin yang diperlukan karena pada bagian pinggir atau tepi akan banyak bagian material yang terbuang. Kegunaan lain dari pola pemasangan seperti ini adalah menyembunyikan pertemuan nat yang tidak pas antara keramik dinding dan keramik lantai. (Yuliana)
(Sumber: www.suarakarya-online.com, 20 Oktober 2005)

No comments:

Post a Comment